Wahana Peternakan https://jurnal.utb.ac.id/index.php/jwputb <p style="text-align: justify;"><strong>Wahana Peternakan (JWP)</strong> adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Badan Penerbitan Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang (UTB) Lampung berkolaborasi dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tulang Bawang Lampung.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Wahana Peternakan (JWP)</strong> merupakan jurnal yang menerbitkan artikel ilmiah berdasarkan <em>double blind</em> <em>peer-review </em>yang bertujuan untuk menyebarluaskan semua informasi yang berkontribusi pada pemahaman dan pengembangan peternakan dengan menerbitkan makalah penelitian asli, artikel telaah pustaka, kasus lapangan, dan gagasan asli. Jurnal ini mencakup semua aspek yang berkaitan dengan Peternakan dan Veteriner dan sudah terakreditasi SINTA 4.</p> <p style="direction: ltr;"><strong><img src="http://jurnal.utb.ac.id/public/site/images/riko1993/journalthumbnail-en-us1.png" width="156" height="222" /> <img src="https://jurnal.utb.ac.id/public/site/images/riko1993/peternakan-page-0001.png" alt="" width="393" height="262" /></strong></p> <p style="text-align: justify;"><strong>Wahana Peternakan (JWP)</strong> terbit tiga kali dalam satu tahun yaitu pada bulan Maret, Juli, dan November.</p> <p><strong>e-ISSN: <a href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/1487654202" target="_blank" rel="noopener">2580-2941</a> | </strong><strong>p-ISSN: <a href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/1610392878" target="_blank" rel="noopener">2774-6119</a></strong></p> <p> </p> Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung en-US Wahana Peternakan 2774-6119 PERBAIKAN KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR LIMBAH KOPI (Coffea canephora) YANG DIFERMENTASI MENGGUNAKAN Trichoderma reesei https://jurnal.utb.ac.id/index.php/jwputb/article/view/1149 <p>Kulit kopi merupakan limbah yang masih belum banyak dimanfaatkan hingga saat ini. Ketersediaan limbah kopi dan nilai nutrisi yang terkandung di dalamnya, membuat limbah kopi dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif. Namun, pemanfaatannya sebagai pakan ternak khususnya unggas masih terkendala karena kandungan serat kasar yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas limbah kopi sebagai pakan alternatif ternak unggas melalui fermentasi kapang <em>Trichoderma reesei </em>(8,2 x10<sup>8</sup> CFU/g) dengan dosis dan lama fermentasi yang terbaik. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 3 x 3 dengan 3 ulangan yang terdiri dari 2 faktor yaitu dosis inokulum (A1=3%, A2=6%, dan A3=9%) dan lama inkubasi (B1=5 hari, B2=10 hari dan B3= 15 hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis inokulum dan waktu inkubasi terbaik pada perlakuan A2B1 (dosis inokulum 6%, waktu inkubasi 5 hari) berpengaruh sangat nyata (p&lt;0,05) dalam meningkatkan kandungan protein kasar limbah kopi fermentasi sebesar 12,58%. Sementara itu, dosis inokulum dan waktu inkubasi terbaik pada perlakuan A2B2 (dosis inokulum 6%, waktu inkubasi 10 hari) berpengaruh nyata (p&lt;0,05) dalam menurunkan kandungan serat kasar limbah kopi fermentasi sebesar 27,06%. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa interaksi dosis inokulum dan lama inkubasi terbaik mampu memperbaiki kualitas limbah kopi dengan meningkatkan kandungan protein kasar sebesar 12,58% (A2B1) serta menurunkan serat kasar limbah kopi fermentasi sebesar sebesar 27,06% (A2B2).</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Fermentasi, Limbah kopi, Protein kasar, Serat kasar, <em>Trichoderma reesei</em></p> Emili Liliani Yetti Marlida Ahadiyah Yuniza Laily Rinda Ardani Copyright (c) 2024 Emili Liliani, Yetti Marlida, Ahadiyah Yuniza, Laily Rinda Ardani https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-03-01 2024-03-01 8 1 1 9 10.37090/jwputb.v8i1.1149 OPTIMASI SUHU ANNEALING PROSES PCR AMPLIFIKASI GEN ATP1 A1 SAPI JABRES DAN GALEKAN https://jurnal.utb.ac.id/index.php/jwputb/article/view/1160 <p>Adanya kenaikan suhu pada lingkungan sekitar ternak sapi lokal Jabres dan sapi Galekan memiliki efek negatif terhadap perkembangan, pertumbuhan, produktivitas dan reproduksi-nya. Untuk itu, diperlukan metode untuk mengetahui kemampuan adaptasi sapi terhadap cekaman panas. Pada penelitian ini, sampel yang digunakan adalah DNA sapi lokal Jabres dan sapi Galekan dengan menggunakan metode penelitian molekuler <em>in-vitro</em> seperti isolasi DNA, Amplifikasi gen ATP1 A1 dengan Optimasi PCR, elektroforesis dan hasil visualisasinya. Isolasi DNA pada 8 sampel darah sapi Jabres dan sapi Galekan menunjukkan hasil isolasi DNA yang tepat dan sesuai dengan ditandai munculnya pita DNA yang terang dan tebal. Sedangkan, suhu <em>annealing</em> pada proses optimasi PCR yang digunakan untuk menempelkan primer <em>forward</em> ATP1 A1 5'- TCC CCA AGC TAG TGA CCA AG -3' dan primer <em>reverse</em> ATP1 A1 5'- TCT GTG GCT CTG ATT CTC CC -3' adalah 57<sup>o</sup>C, 57,3<sup>o</sup>C, 58,1<sup>o</sup>C, 59,3<sup>o</sup>C, 60,7<sup>o</sup>C, 61,9<sup>o</sup>C, 62,7<sup>o</sup>C, 63<sup>o</sup>C. Hasil optimasi PCR dielektroforesis dengan 100 volt selama 35 menit kemudian gel agarose hasil elektroforesis divisualisasikan menggunakan UV transilluminator sehingga didapatkan hasil suhu <em>annealing</em> yang optimal pada suhu 57 <sup>o</sup>C.</p> <p> </p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : Sapi, PCR, gen ATP1A1, <em>Annealing</em></p> Dewi Khosiya Robba Dyah Tuwi Ramsiati Wahyuni Indah Wulansari Mochammad Chanafi Asepriyadi Rina Ariyanti Ullin Nihaya Copyright (c) 2024 Dewi Khosiya Robba, Dyah Tuwi Ramsiati, Wahyuni Indah Wulansari, Mochammad Chanafi, Asepriyadi, Rina Ariyanti, Ullin Nihaya https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-03-01 2024-03-01 8 1 10 19 10.37090/jwputb.v8i1.1160 PENGGUNAAN TEPUNG MAGGOT BSF (Hermetia illucens) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA PERTUMBUHAN AYAM PETELUR JANTAN https://jurnal.utb.ac.id/index.php/jwputb/article/view/1257 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengunaan tepung maggot BSF (<em>Hermetia illucens</em>) dalam ransum terhadap performa pertumbuhan ayam petelur jantan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dengan 5 ulangan dan setiap ulangan menggunakkan 8 ekor ayam petelur jantan strain <em>Lohmann Brown</em>. Faktor pembeda antar perlakuan adalah level penggunaan tepung maggot dalam ransum, yaitu: 0% (P0), 4% (P1), 8% (P2), dan 12% (P3). Variabel pengamatan yaitu konsumsi ransum, bobot badan, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung maggot berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap performa pertumbuhan ayam petelur jantan. Konsumsi ransum, bobot badan dan pertambahan bobot badan P0 dan P1 nyata lebih tinggi dibandingkan P2 dan P3, sedangkan konversi ransum P0, P1, dan P2 lebih rendah dibandingkan P3. Dapat disimpulkan bahwa tepung maggot dapat digunakan sampai level 4% tanpa menurunkan konsumsi ransum, bobot badan dan pertambahan bobot badan, sedangkan efisiensi ransum menurun pada level 12%.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci </strong>: Ayam Petelur Jantan, Performa Pertumbuhan, Tepung Maggot.</p> Jepri Susanto Desia Kaharuddin Kususiyah Copyright (c) 2024 Jepri Susanto, Desia Kaharuddin, Kususiyah https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-03-01 2024-03-01 8 1 20 32 10.37090/jwputb.v8i1.1257 PENGARUH DOSIS PEMBERIAN PROBIOTIK CAMPURAN (Lactobacillus harbinensis DAN Saccharaomyces cerevesiae) DALAM AIR MINUM TERHADAP PERFORMA DAN KOLESTEROL DAGING BROILER https://jurnal.utb.ac.id/index.php/jwputb/article/view/1184 <p>Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian probiotik campuran (<em>Lactobacillus harbinensis</em> dan <em>Saccharaomyces Cerevesiae</em>) pada air minum terhadap performa broiler (konsumsi, pertambahan bobot badan dan konversi ransum). Penelitian ini menggunakan 100 ekor DOC broiler unsex strain Arbor Acres CP-707, dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 5 ulangan, faktor A: (tanpa pemberian probiotik), B: (0,1 ml probiotik campuran/20 ml air minum/ekor), C: (0,2 ml probiotik campuran/20 ml air minum/ekor), dan D: (0,3 ml probiotik campuran/20 ml air minum/ekor). Analisa data menggunakan tabel ANOVA (<em>analysis of variance</em>) yang dilanjutkan dengan analisis <em>Duncan’s Multi Range Test</em> (DMRT). Pemberian probiotik campuran <em>L. harbinensis</em> dan <em>S. Cerevesiae</em> pada broiler tidak mempengaruhi konsumsi dan konversi pakan, namun meningkatkan pertambahan bobot badan dibanding dengan yang tidak diberi probiotik.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci</strong><em>: Lactobacillus harbinensis</em>, Mikroba Campuran, <em>Saccharaomyces Cerevesiae</em>, Performa Broiler</p> Tiara Sarina Putri Sayuti Yetti Marlida Yan Heryandi Lili Anggraini Copyright (c) 2024 Tiara Sarina Putri Sayuti, Yetti Marlida, Yan Heryandi, Lili Anggraini https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-03-01 2024-03-01 8 1 33 38 10.37090/jwputb.v8i1.1184 POTENSI DAYA DUKUNG LIMBAH TANAMAN PANGAN DAN HIJAUAN SEBAGAI SUMBER PAKAN TERNAK RUMINANSIA DI KECAMATAN PANCA RIJANG DAN KECAMATAN KULO KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG https://jurnal.utb.ac.id/index.php/jwputb/article/view/1229 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi daya dukung limbah tanaman pangan dan hijauan di Kecamatan Pancarijang dan Kulo, Kabupaten Sidenreng Rappang sebagai sumber pemetaan wilayah terhadap pengembangan peternakan. Penelitian ini dilakukan menggunakan data sekunder yaitu populasi ternak ruminansia dan luas panen tanaman pangan dan hijauan. Hasil penelitian menunjukkan produksi bahan kering limbah tanaman pangan dan hijauan di Kecamatan Pancarijang yaitu 21.661,77 ton bahan kering (BK) dan Kecamatan Kulo sebesar 28.837,86 ton BK. Produksi limbah tanaman pangan dan hijauan tertinggi berasal dari Desa Rijangpanua, Kecamatan Kulo yaitu sebesar 8964,48 ton BK. Daya dukung untuk pakan yang berasal dari limbah jerami padi, jagung dan hijauan yaitu sebanyak 19.001,56 satuan ternak (ST) di Kecamatan Pancarijang dan 25.296,37 ST di Kecamatan Kulo. Hasil analisis <em>location quotient</em> (LQ) di Kecamatan Pancarijang menunjukkan LQ &gt;1 untuk jerami padi terdapat berada pada lima Desa yaitu Rappang, Lalebata, Macorawalie, Kadidi, dan Timureengpanua, sementara Desa tempat program DKS memiliki LQ &lt;1 untuk jerami padi, namun mempunyai keunggulan LQ&gt;1 berasal dari jerami jagung dan hijauan. Demikian nilai LQ &gt;1 di Kecamatan Kulo untuk jerami padi terdapat empat Desa yaitu Kulo, Maddenra, Bina Baru dan Abbokongang, sedangkan Desa Mario dan Rijangpanua memiliki LQ&lt;1. Namun, kedua Desa tersebut memiliki keunggulan yang sama dengan wilayah DKS di Kecamatan Pancarijang yaitu memiliki jerami jagung dan hijauan yang dapat mendukung ketersediaan limbah tanaman pangan berdasarkan bahan kering sebagai pakan ternak ruminansia.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Daya dukung, Hijauan, Limbah tanaman pangan, <em>Location quotient</em>, Produksi bahan kering</p> Subaedy Yusuf Hazairin Zubair Samsu Arif Copyright (c) 2024 Subaedy Yusuf, Hazairin Zubair, Samsu Arif https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-03-01 2024-03-01 8 1 39 47 10.37090/jwputb.v8i1.1229 PENGARUH KONSUMSI TEPUNG GAMBIR (Uncaria gambir Roxb) DALAM AIR MINUM TERHADAP PERFORMA BROILER https://jurnal.utb.ac.id/index.php/jwputb/article/view/1358 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pemberian tepung gambir (<em>Uncaria gambir Roxb</em>) melalui air minum terhadap performa broiler. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan, setiap perlakuan terdiri dari 5 ekor broiler. Perlakuan A sebagai kontrol, perlakuan B penambahan 2,5 gram tepung gambir / liter air minum, penambahan 5 gram tepung gambir / liter air minum (C), penambahan 7,5 gram tepung gambir /liter air minum (D) dan penambahan 10 gram tepung gambir / air muinum (E). Variabel penelitian meliputi pertambahan bobot badan, konsumsi ransum, konversi ransum dan persentase karkas broiler. Hasil penelitian didapatkan bahwa suplementasi tepung gambir (<em>Uncaria gambir Roxb</em>) sebanyak 5 gram dalam 1 liter air minum broiler berpengaruh signifikan terhadap konversi pakan dan pertambahan bobot yaitu terjadi peningkatan pertambahan bobot badan dan konversi pakan yang efisien, namun tidak berpengaruh terhadap konsumsi pakan dan persentase karkas.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Ayam Broiler, Performans,Tepung Gambir.</p> Nilawati Yurni Sari Amir Nelzi Fati Copyright (c) 2024 Nilawati, Yurni Sari Amir, Nelzi Fati https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-03-01 2024-03-01 8 1 48 54 10.37090/jwputb.v8i1.1358 PENINGKATAN KUALITAS BONGGOL SINGKONG MELALUI TEKNOLOGI FERMENTASI MENGGUNAKAN Aspergillus niger TERHADAP KANDUNGAN NUTRIEN https://jurnal.utb.ac.id/index.php/jwputb/article/view/1254 <p>Faktor terpenting dalam mendukung produktivitas ternak ruminansia adalah ketersediaan pakan yang berkualitas dan tersedia setiap saat. Tujuan penelitian penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh aras konsentrasi <em>Aspergillus niger</em> dan lama waktu pemeraman terhadap kandungan nutrien bonggol singkong. Penelitian ini didesain menggunakan rancangan acak lengkap pola factorial 3x3 dengan 3 ulangan. Fermentasi menggunakan kapang <em>Aspergillus niger</em> dengan 3 aras konsentrasi (A<sub>0</sub>: 0%, A<sub>1</sub>: 2,4% dan A<sub>2</sub>: 5%) dan lama pemeraman (T<sub>0</sub>: 0 hari, T<sub>1</sub>: 2 hari dan T<sub>2</sub>: 4 hari). Variabel yang diamati adalah kandungan bahan kering, kadar abu, kadar lemak kasar, kadar serat kasar, kadar protein kasar, kadar BETN. Data dianalisis ragam kemudian dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh interaksi (p&lt;0,05) antar aras dan lama waktu pemeraman yang berbeda terhadap kandungan serat kasar dan protein kasar bonggol singkong yang difermentasi dengan kapang Aspergillus niger. Pada kombinasi perlakuan A<sub>2</sub>T<sub>2</sub> menghasilkan penurunan serat kasar paling tinggi (20,12%), peningkatan protein kasar tertinggi (12,99%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kombinasi perlakuan aras starter dan lama waktu pemeraman meningkatkan protein kasar dan menurunkan serat kasar dengan penggunaan aras starter <em>Aspergillus niger</em> 5% dan lama pemeraman 4 hari.</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Kata Kunci: </strong><em>Aspergillus niger</em>, bonggol singkong, kandungan nutrien</p> Aris Budi Prasetyo Baginda Iskandar Moeda Tampoebolon Limbang Kustiawan Nuswantara Copyright (c) 2024 Aris Budi Prasetyo, Baginda Iskandar Moeda Tampoebolon, Limbang Kustiawan Nuswantara https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-03-01 2024-03-01 8 1 55 64 10.37090/jwputb.v8i1.1254 PERFORMA KUANTITATIF SAPI KRUI DI PETERNAKAN RAKYAT KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT PROVINSI LAMPUNG INDONESIA https://jurnal.utb.ac.id/index.php/jwputb/article/view/1419 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tampilan kuantitatif 24 ekor sapi Krui betina berusia 18 hingga 24 bulan di peternakan rakyat Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung. Pengamatan dilakukan menggunakan metode survei dan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Peubah yang diamati meliputi ukuran-ukuran tubuh, seperti berat badan (BB), panjang badan (PB), tinggi pundak (TP), tinggi pinggul (TPing), lebar dada (LebD), lingkar dada (LD), dalam dada (DD), lingkar pinggul (LP), lebar kepala (LK), dan panjang kepala (PK). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BB, PB, TP, TPing, LebD, LD, DD, LP, LK, dan PK sapi Krui betina berturut-turut adalah 154,23±65,70 kg, 110,64±9,36 cm, 103,72±24,28 cm, 103,43±5,57 cm, 24,86±5,15 cm, 120,80±11,2 cm, 47,67±5,33 cm, 132,73±17,27 cm, 41,00±5,00 cm, dan 17,64±1,36 cm. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa performa kuantitatif sapi Krui di Peternakan Rakyat Kecamatan Krui Selatan lebih kecil dibandingkan dengan performa kuantitatif sapi lokal lainnya (sapi Bali dan sapi Madura) di Indonesia</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Performa Kuantitatif, Kabupaten Pesisir Barat, Peternakan Rakyat, Sapi Krui</p> Dian Kurniawati Akhmad Dakhlan Kusuma Adhianto Teguh Rafian Copyright (c) 2024 Dian Kurniawati, Akhmad Dakhlan, Kusuma Adhianto, Teguh Rafian https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-03-01 2024-03-01 8 1 65 71 10.37090/jwputb.v8i1.1419 REVIEW: PEMANFAATAN FERMENTASI TEPUNG TANAMAN AZOLLA (Azolla microphylla) TERHADAP PERFORMA PADA PAKAN UNGGAS https://jurnal.utb.ac.id/index.php/jwputb/article/view/1230 <p><em>Azolla microphylla</em> merupakan tanaman paku air yang banyak ditemukan di atas permukaan air dan banyak ditemukan ditemukan pada lahan persawahan di Indonesia. Tanaman <em>Azolla microphylla</em> banyak dianggap sebagai gulma sehingga tidak dimanfaatkan secara maksimal dan Sebagian tanaman digunakan sebagai pupuk. Potensi produksi <em>Azolla microphylla</em> cukup baik dengan memiliki karakter pertumbuhan yang cepat. Pemanfaatan tepung <em>Azolla microphylla</em> tidak hanya sebagai pupuk, tetapi mulai dikembangkan sebagai salah satu sumber bahan pakan ternak, termasuk unggas. <em>Azolla microphylla</em> kaya dengan protein, serta mengandung asam amino. Analisis kimia <em>Azolla microphylla</em> 80,53%, protein kasar 24,06%, serat kasar 13,44%, lemak kasar 3,27%, abu 19,47%, BETN 37,71%. <em>Azolla microphylla</em> umumnya mengandung keterbatasan dalam protein dan memiliki serat kasar yang cukup tinggi sehingga memerlukan pengolahan teknologi yaitu fermentasi yang bertujuan untuk meningkatkan daya cerna dan efisiensi pakan serta kadar air tinggi. Tanaman azolla dimanfaatakan sebagai salah satu terobosan bahan pakan yang digunakan bagi ternak unggas. Pemanfaatan tepung azolla terfermentasi sebanyak 5-10% memiliki manfaat terhadap performa produksi meliputi konsumsi, pertumbuhan bobot badan (PBB) dan konversi pakan pada ternak unggas broiler, petelur, dan itik.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci</strong>: <em>Azolla microphyla</em>, manfaat, analisis kimia, ternak unggas</p> Puspita Cahya Achmadi Korbinianus Feribertus Rinca Yohana Maria Febrizki Bollyn Maria Tarsisia Luju Roselin Gultom Copyright (c) 2024 Puspita Cahya Achmadi, Korbinianus Feribertus Rinca, Yohana Maria Febrizki Bollyn, Maria Tarsisia Luju, Roselin Gultom https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-03-01 2024-03-01 8 1 72 79 10.37090/jwputb.v8i1.1230 PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG TEMULAWAK (Curcuma xanthoriza) PADA AIR MINUM TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS TELUR AYAM RAS PETELUR https://jurnal.utb.ac.id/index.php/jwputb/article/view/1446 <p>Peningkatan kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi, menyebabkan peningkatan konsumsi sumber protein hewani. Salah satu protein hewani yang mudah dan terjangkau oleh masyarakat adalah telur ayam. Tujuan Penelitian yaitu untuk mengkaji pengaruh pemberian tepung temulawak <em>(Curcuma xanthoriza)</em> pada air minum terhadap produktivitas dan kualitas telur ayam ras petelur dengan variabel : konsumsi air minum, konsumsi pakan, <em>Hen Day Production </em>(HDP), <em>Feed Convertion Ratio</em> (FCR), berat telur, berat putih telur dan berat kuning telur. Pengambilan data untuk penelitian dilakukan di Kandang Ayam, Jl Desa Pinang Belarik, Kec. Ujan Mas, Kab. Muara Enim. Penelitian dilakukan selama dua bulan, dimulai dari tanggal 10 Agustus 2022 sampai dengan 11 Oktober 2022. Materi penelitian yang digunakan adalah 84 ekor ayam ras petelur strain Lohmann Brown usia 24 minggu sampai 32 minggu dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu (P0) air minum kontrol tanpa tambahan, (P1) air minum kontrol + 1% tepung temulawak, (P2) air minum kontrol + 2% tepung temulawak dan (P3) air minum kontrol + 3% tepung temulawak. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung temulawak <em>(Curcuma xanthoriza)</em> memberikan pengaruh yang nyata (P&lt;0,05) pada konsumsi pakan namun tidak berpengaruh nyata (P&gt;0,05) terhadap Pertambahan bobot badan harian, konsumsi minum, <em>Hen Day production (</em>HDP<em>)</em>, <em>Feed Convertion Ratio (</em>FCR<em>)</em>, dan kualitas telur yaitu berat telur, berat putih telur dan berat kuning telur. dengan konsumsi pakan tertinggi pada ayam dengan pemberian 1% tepung temulawak</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: ayam petelur, kualitas telur, produktifitas, telur, temulawak</p> Elpaeni Junita R Novi Eka Wati Miki Suhadi Copyright (c) 2024 Elpaeni Junita R, Novi Eka Wati, Miki Suhadi https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-03-01 2024-03-01 8 1 80 85 10.37090/jwputb.v8i1.1446 PENGARUH PENGGUNAAN KAPANG TRICHODERMA VIRIDE TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PADA CAMPURAN ONGGOK DAN AMPAS TAHU https://jurnal.utb.ac.id/index.php/jwputb/article/view/1377 <p>Limbah industri pengolahan pangan seperti onggok dan ampas tahu dapat digunakan sebagai bahan pakan alternatif khususnya ternak unggas. Namun, pemanfaatan onggok dan ampas tahu terkendala faktor pembatas sebagai pakan unggas karena kedua bahan ini mengandung serat kasar yang tinggi. Selain itu, kandungan protein kasar pada onggok juga rendah dan tinggi asam sianida (HCN). Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas campuran onggok dan ampas tahu sebagai pakan alternatif ternak unggas melalui fermentasi kapang <em>Trichoderma viride </em>(9,2 x10<sup>8 </sup>CFU/g) sebanyak 4% dari substrat dengan campuran dan waktu fermentasi tertentu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial 3 x 3 dengan 3 kali ulangan. Faktor A (komposisi onggok dan ampas tahu): A1 = 80%:20%, A2 = 60%:40%, A3 = 40%:60% dan faktor B (waktu fermentasi): B1 = 3 hari, B2 = 5 hari, B3 = 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi onggok dan ampas tahu 60%:40% dan waktu fermentasi 7 hari berpengaruh nyata (p&lt;0,05) dalam meningkatkan kandungan protein kasar tertinggi menjadi 21,28%. Sementara itu, penurunan kandungan serat kasar terendah (<em>p</em>&lt;0,05) ditunjukkan pada perlakuan komposisi onggok dan ampas tahu 60%:40%, waktu fermentasi 7 hari yaitu sebesar 16,07%. Perlakuan terbaik menurunkan kandungan HCN onggok dari 167,70 ppm menjadi 2,1 ppm setelah fermentasi. Dapat disimpulkan bahwa interaksi komposisi onggok dan ampas tahu dengan waktu fermentasi terbaik mampu memperbaiki kualitas dengan meningkatkan kandungan protein kasar menjadi 21,28%, menurunkan serat kasar menjadi 16,07% dan kandungan HCN onggok menjadi 2,1 ppm.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Ampas tahu, Fermentasi, Onggok, Protein kasar, Serat kasar, <em>Trichoderma viride</em></p> Anis Indayati Yetti Marlida Maria Endo Mahata Laily Rinda Ardani Copyright (c) 2024 Anis Indayati, Yetti Marlida, Maria Endo Mahata, Laily Rinda Ardani https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-03-01 2024-03-01 8 1 86 94 10.37090/jwputb.v8i1.1377 SUMBER DAYA GENETIK MALEO (Macrocephalon maleo): POPULASI, ANCAMAN KEPUNAHAN, SERTA UPAYA PELESTARIAN https://jurnal.utb.ac.id/index.php/jwputb/article/view/1297 <p>Burung maleo (<em>Macrocephalon maleo</em>) adalah endemik Sulawesi yang berasal dari famili <em>Megapodiidae</em>, dan sebagai maskot provinsi Sulawesi Tengah. Maleo saat ini digolongkan dalam satwa langka, sehingga perlu dilindungi agar terhindar dari kepunahan. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.106/Men LHK/Setjen/Kum.1/12/2018 turut memperkuat posisi maleo sebagai satwa yang dilindungi. Maleo memiliki keunikan dari ciri morfologi, habitat tempat tinggal hingga cara perkembangbiakannya. Maleo tersebar di beberapa tipe habitat mulai dari tempat datar yang panas hingga hutan pegunungan yang lebat. Pada habitat alaminya, burung maleo memanfaatkan pohon untuk bertengger, berteduh, dan beristirahat. Burung maleo mempunya keunikan sebagai spesies <em>burrow nester</em>, yakni pembuat sarang dalam liang atau lubang. Pada aspek perkembangbiakannya, maleo melakukan penetasan telur secara alami, dengan menggunakan panas bumi (<em>geothermal</em>) atau panas matahari. Konservasi burung maleo perlu diupayakan untuk menjamin keberlangsungan hewan endemik ini. Terdapat beberapa program konservasi terhadap burung maleo, contohnya Taman Bogani Nani Wartabone, dan Taman Nasional Lore Lindu di Sulawesi Tengah yang programnya berfokus pada pelestarian dan membangun perkembangbiakan maleo. Upaya konservasi maleo sebagai satwa langka di Indonesia memiliki tujuan utama yang mencerminkan kepentingan pelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistem alam Indonesia.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Konservasi, Maleo, <em>Macrocephalon maleo</em>, Sumber daya genetik, Sulawesi</p> Jonathan Anugrah Lase Teguh Rafian Woki Bilyaro Copyright (c) 2024 Jonathan Anugrah Lase, Teguh Rafian, Woki Bilyaro https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-03-01 2024-03-01 8 1 95 103 10.37090/jwputb.v8i1.1297 PRODUKTIVITAS AYAM KAMPUNG UNGGUL (KUB) DENGAN PEMBERIAN ASAM SITRAT PADA AIR MINUM https://jurnal.utb.ac.id/index.php/jwputb/article/view/1447 <p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui produktivitas (konsumsi pakam, pertambahan berat tubuh, dan konversi pakan) ayam KUB yang air minumnya diberi asam organik sintentetik (asam sitrat) sebagai <em>feed</em> <em>additif</em>. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan berbagai level asam sitrat di dalam air minum, yaitu 0% asam sitrat (A0), 0,5% asam sitrat (A1), 1,0% asam sitrat (A2), dan 1,5% asam sitrat (A3). Masing-masing perlakuan diulang 5 kali dengan jumlah ayam 10 ekor/ulangan. Penelitian dilakukan sampai umur ayam 8 minggu, sedangkan asam sitrat mulai diberikan saat ayam berumur 1 minggu. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa rata-rata konsumsi pakan, pertambahan beratubuh, dan konversi pakan ayam KUB yang air minumnya diberi asam sitrat tidak berbeda nyata (P &gt; 0,05) dengan kontrol. Artinya penambahan asam sitrat dapat diberikan sampai dengan 1,5 % dalam air minum ayam KUB karena tidak memberikan efek buruk. Namun, perlu kajian lebih lanjut tentang level dan teknik pemberian asam sitrat sehingga dapat optimal untuk pertumbuhan ayam KUB.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Asam sitrat, Ayam KUB, Konsumsi pakan, Pertambahan bobot tubuh, Konversi pakan</p> Dian Septinova Ridwan Rudy Sutrisna Riyanti Madi Hartono Copyright (c) 2024 Dian Septinova, Ridwan, Rudy Sutrisna, Riyanti, Madi Hartono https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-03-01 2024-03-01 8 1 104 109 10.37090/jwputb.v8i1.1447 PERAN KELOMPOK WANITA DALAM PENGEMBANGAN PETERNAKAN KAMBING PE: KONTRIBUSI TERHADAP PENCAPAIAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) https://jurnal.utb.ac.id/index.php/jwputb/article/view/1462 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lima variabel karakteristik inovasi, antara lain keuntungan relatif, keselarasan, kerumitan, dapat dicoba, dan dapat diamati, terhadap persepsi peran wanita dalam mengembangkan peternakan kambing Peranakan Etawa (PE) serta kontribusi pencapaian sustainable development goals (SDGs). Terdiri dari kelompok Wanita tani di Desa Ngargoretno, kecamatan Salaman, kabupaten Magelang. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive berdasarkan pertimbangan bahwa kabupaten magelang digunakan untuk pengembangan kambing PE. Metode penelitian menggunakan analisis kuantitatif deskriptif untuk mendapatkan 30 anggota kelompok tani wanita sebagai responden. Selanjutnya variabel yang diteliti adalah karakteristik inovasi dan persepsi petani yang diukur dengan model matematika menggunakan kategori skor masing-masing variabel dan program SPPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap kelima variabel tersebut termasuk dalam kategori setuju. Hal ini mendapat dukungan positif dari responden dengan melihat keuntungan penerapan paket teknologi pada pengembangan kambing PE. Ditinjau dari aspek peran wanita dalam pengembangan kambing PE dapat mengambarkan kesetaran gender dalam dunia peternakan. Selanjutnya dapat menjadi pencapaian <em>sustainable development goals</em> (SDGs).</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci</strong>: KWT Bugenvil, Persepsi, SDGs, Wanita</p> Rosa Zulfikhar Budi Purwo Widiarso Sukadi Wardi Copyright (c) 2024 Rosa Zulfikhar , Budi Purwo Widiarso, Sukadi, Wardi https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-03-01 2024-03-01 8 1 110 119 10.37090/jwputb.v8i1.1462 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KONSEP DAGING SAPI “ASUH” https://jurnal.utb.ac.id/index.php/jwputb/article/view/1407 <p>Daging merupakan salah satu sumber protein yang banyak diolah dan dikonsumsi oleh responden. Meski demikian, banyak responden yang tidak mengetahui ciri-ciri daging yang layak untuk dikonsumsi. Pemerintah menerapkan daging ASUH (Aman, Sehat, Utuh, Halal) sebagai parameter daging berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan responden terhadap daging ASUH. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey yang dilakukan pada panelis masyarakat Kotawaringin Barat dengan mengajukan pertanyaan terkait parameter daging Aman, Sehat, Utuh dan Halal. Pengujian Dilakukan dengan <em>SPSS </em>melalui uji <em>crosstab </em>dan<em> chi square</em>. Hasil memperlihatkan bahwa pengetahuan responden terkait daging ASUH sebanyak 24,07% memiliki tingkat pengetahuan tinggi, 59,26% memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 16,67% memiliki tingkat pengetahuan rendah. Secara umum tingkat pengetahuan terkait daging ASUH pada responden yakni dalam taraf “cukup” yakni dengan nilai 82.14%. Adapun faktor-faktor yang mendukung parameter (jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, tingkat ekonomi dan sumber informasi) tidak berhubungan secara siginifikan dengan tingkat pengetahuan responden terhadap daging ASUH.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci</strong>: ASUH, Daging sapi, Pengetahuan</p> Ayutha Wijinindyah Asih Pujiastuti Eko Candra Pratama Ida Ketut Mudhita Copyright (c) 2024 Ayutha Wijinindyah, Asih Pujiastuti, Eko Candra Pratama, Ida Ketut Mudhita https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-03-01 2024-03-01 8 1 120 132 10.37090/jwputb.v8i1.1407 SUPLEMENTASI SAKURA BLOCK PLUS PADA RANSUM KOMPLIT BERBASIS LIMBAH SAWIT TERHADAP ASAM LEMAK BERCABANG https://jurnal.utb.ac.id/index.php/jwputb/article/view/1482 <p>Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan level sakura block plus sebagai pakan suplemen pada ransum berbasis limbah sawit dalam mengoptimalkan konsentrasi total branched fatty acid, isobutirat, isovalerat dan valerat pada cairan rumen. Sakura block plus merupakan pakan suplemen hasil modifikasi sakura block dengan menggunakan 6% cacing tanah dan bungkil sawit sebagai pengganti jagung. komposisi ransum berbasis limbah sawit terdiri atas : P0 (ransum berbasis limbah sawit+10% sakura block), P1(ransum berbasis limbah sawit+6% sakura block plus), P2 (ransum berbasis limbah sawit+8% sakura block plus), P3 (ransum berbasis limbah sawit+10% sakura block plus), P4&nbsp; (ransum berbasis limbah sawit+12% sakura block plus) dan P5 (ransum berbasis limbah sawit+14% sakura block plus). Hasil penelitian menunjukkan suplementasi sakura block plus pada ransum berbasis limbah sawit nyata meningkatkan konsentrasi total branced fatty acid dan isovalerate. Konsentrasi total branched fatty acid dan isovalerat tertinggi dihasilkan pada suplementasi 14% sakura block plus ransum berbasis limbah sawit. Kesimpulan, semakin tinggi suplementasi sakura block plus pada ransum berbasis limbah sawit akan diikuti semakin tinggi juga konsentrasi total branched fatty acid dan isovalerat pada cairan rumen.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> <em>branched fatty acid</em>, isovalerat, ransum berbasis limbah sawit, sakura block plus.</p> Jarmuji Riko Herdiansah Copyright (c) 2024 Jarmuji, Riko Herdiansah https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-03-01 2024-03-01 8 1 133 139 10.37090/jwputb.v8i1.1482