EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN PASCA BEDAH RAWAT INAP DI RSUD SMC KABUPATEN TASIKMALAYA PERIODE APRIL-MEI 2017
DOI:
https://doi.org/10.37090/jfl.v7i1.32Abstract
Bedah merupakan suatu tindakan pengobatan dengan cara membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani, pembukaan ini umumnya dilakukan dengan membuat sayatan, dan selanjutnya dilakukan perbaikan yang diakhiri dengan penutupan. Penyayatan yang dilakukan dapat menyebabkan perlukaan sehingga dapat beresiko tinggi menimbulkan infeksi, adanya infeksi harus ditangani dengan antibiotik yang tepat dan rasional. Penggunaan antibiotika yang tidak terkontrol memungkinkan munculnya bakteri yang resisten, sehingga pengobatan infeksi menjadi tidak efektif. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi data penggunaan antibiotika pada pasien pasca bedah rawat inap di sebuah Rumah Sakit di Kabupaten Tasikmalaya periode bulan April-Mei 2017 dan melakukan evaluasi gambaran pola penggunaan antibiotika. Penelitian ini merupakan penelitian obsevasional dengan pengambilan data dilakukan secara prospektif dan desain penelitian cross sectional. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS 21.0. jumlah sampel penelitian yang didapatkan sebanyak 80 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan antibiotika tunggal yang paling banyak digunakan adalah ceftriaxone, baik pada operasi bersih maupun pada operasi bersih terkontaminasi. Sedangkan antibiotika kombinasi yang paling banyak digunakan adalah ceftriaxone kombinasi dengan metronidazole, baik pada operasi bersih maupun pada operasi bersih terkontaminasi. Kata kunci: pasca bedah, antibiotika, evaluasi obatReferences
Gril. 2012. State of states: Defining surgery. Bulletin of the American College of surgeons.
Narton, Jefry A, et al. 2008. Surgey Basic Science and Clinical Evidence. New York: Springer.
Nugrahaeni, Ratna, Suharto, Winarni, Sri. 2012. Infeksi nosocomial di RSUD Setjonogoro Kabupaten Wonosobo.
Medikal Kesehatan Masyarakat Indonesia. vol 11.
Menkes RI. 2011. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk terapi Antibiotik. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Rawat Jalan Di Rumah Sakit PKU Muhamadiyah. Surakarta : Universitas Muhammadiyah.
Kanji S, Delvin JW. 2008.
Antimicrobial Prohylaxis In Surgey. In: Dipiro JT, Wells BG, Talbert RL, Yee GC, Matzke GR, Posey ML.
Suatu Rumah Sakit Swasta di Bandung. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Ajib M, Prayugo B. 2013. Gambaran Distribusi Kasus-kasus Emergency Pembedahan Digestif bagi Dewasa di RSUPHAM Tahun 2010 – 2011. Sumatera Utara : Fakultas Kedokteran : Universitas Sumatera Utara.
Pratiwi. 2010. Teori Penuaan, Perubahan Pada Sistem Tubuh Dan Implikasinya Pada Lansia. (Makalah). Semarang: Universitas Diponegoro.
BPJS Kesehatan. 2014.
Menyongsong Jaminan Kesehatan
Semesta Di Daerah Istimewa Yogyakarta Bersama BPJS Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Putu, Cristiani, Satibi. 2016. Kajian Faktor Demografi Terhadap Kepuasan Pasien Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Santa Dharma Yogya dan Universitas Gadjah Mada.
Sumanto J. 2016. Hubungan Antara Asupan Vitamin C dan Zink dengan Proses Penyembuhan Luka Pasien Pasca Caesarean Section Di Instalasi
Volume 2. Jakarta: EGC.
Radji M. 2016. Mekanisme Aksi Molekuler Antibiotik dan kemoterapi. Jakarta.
Apriliana W. 2017. Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Profilaksis Operasi Appendisitis Akut Pasien Dewasa dan Geriatri Di RS Betheseda. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Deck, Winston. 2011.Chemoterapeutics drugs. In: KatzungBG, Basic and Clinical Pharmacology,
th Ed. San Fransisco: TheMcGraw-Hil Companies, Inc, 790-1000.
Lisni I. 2015. Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Faringitis di Suatu Rumah Sakit di Bandung. Bandung: Sekolah Tinggi Farmasi Bandung.